Thursday, November 10, 2016

KISAH YANG RAMAI DARI BEBERAPA WAKTU TERAKHIR TERKAIT PERNYATAAN GUBERNUR ITU.

Kisah beberapa hari terakhir yang sampai kini masih memenuhi halaman FB saya membikin gatal kepala saya untuk ikut urun pendapat. Yang terutama mengemuka adalah adanya perbedaan sikap dalam memaknai pernyataan yang ramai tersebut.
Untuk itu mari kita dudukkan permasalahannya satu persatu. (sementara kita abaikan dulu tafsir Al Maidah ayat 51 perihal apakah ia dimaksudkan memilih pemimpin pemerintahan atau memilih teman dekat atau tafsir lain yg senada. Sungguh saya tidak bisa menilai mana yg lebih baik dan lebih tepat dari sekian banya tafsir, tapi yang pasti, masyarakat Muslim Indonesia lebih memahami Ayat tersebut sebagai dalil "LARANGAN MEMEMILIH PEMIMPIN DARI GOLONGAN SELAIN MUSLIM. TITIK. Dan kita tau, banyak ulama, pun menafsirkan demikian.)
  1. Sebagai seorang yg bukan penganut Agama Islam, sangat wajar jika Ahok menganggap Al Maidah 51 sebagai kebohongan. Saya maklum itu selama ini ada di ranah privasinya, tidak masalah. Tapi ketika pendapat pribadi itu dibawa dan dicampuradukkan dengan bahasan yang lain di RUANG PUBLIK.. ini BERMASALAH.
  2. Al Maidah 51 difahami oleh muslim Indonesia sebagai ayat yg melarang kaum muslim memilih pemimpin selain muslim. Itu kunci. Jadi ketika menyebutkan ayat tersebut, maka pasti halnya adalah larangan ini. Tidak mungkin ayat ini digunakan untuk membahas perihal larangan merokok atau larangan yg lain. Pasti tentang pemimpin. Kalau ada yg menggunakan ayat ini untuk mengharamkan babi, maka dia berbohong. Tidak akan ada yg tersinggung. Tapi ketika membahas tentang tidak bolehnya memilih pemimpin selain muslim dan di gabungkan dengan Al Maidah ayat 51, Maka sebodoh apapun orang itu perihal agama, sepandai apapun orang itu berdusta, dia tidak mungkin berbohong. Saya tidak menemukan sedikitpun Jalan bahwa PERIHAL LARANGAN MEMILIH PEMIMPIN SELAIN ISLAM, Al Maidah ayat 51 dapat digunakan untuk membohongi orang Islam. Untuk Poin ini, Juga BERMASALAH.
  3. Saya tidak kenal Ahok, Hanya dari berita2 saja. Tapi saya menilai karakter ahok yg ceplas-ceplos dan SEPERTINYA ia termasuk orang yg ngomong dulu baru mikir. Mk bisa jadi saat kejadian itu, bisa saja dia tidak bermaksud apa2. Mungkin dia hanya ingin mempersilahkan para hadirin saat itu untuk memilih berdasarkan keyakinannya saja dan tidak perlu khawatir akan program kerja yg sedang dibawa oleh sang gubernur. 
  4. Dari segi bahasa, penggunaan, kata PAKAI, menunjukkan bahwa ia hanya ingin mengatakan adanya orang (mungkin lawan polotiknya) yg akan atau pernah menggunakan Al Maidah 51 untuk mengajak TIDAK memilih dia sebagai pemimpin. Secara pribadi, wajar kalau ia menganggap orang muslim telah DIBOHONGI, karena dia secara pribadi tidak percaya ayat tersebut. Tapi ketika ketidak percayaannya tersebut diungkap di pada ruang publik, di hadapan muslim pun, yang sangat percaya akan kebenaran ayat tersebut, maka tanpa sengaja dia telah menyatakan bahwa AYAT tersebut BOHONG sebagaimana keyakinan Pribadinya. Mengapa demikian, karena perihal larangan memilih pemimpin non muslim, ayat ini tidak dapat digunakan untuk memberbohongi orang islam. 
  5. Jadi menurut pendapat pribadi saya, Bapak Ahok mungkin DENGAN TIDAK SENGAJA telah menyatakan keyakinan pribadinya bahwa Al Maidah adalah BOHONG, dihadapan orang muslim. Menggunakan kata "PAKAI" hanyalah membuat pernyataannya tersebut tidak secara langsung menghina Al Maidah Ayat 51. Sangat wajar, jika kemudian Umat Islam tidak terima dengan pernyataannya tersebut. Dan sangat wajar pula jika sebagian kita kemudian menganggap itu sebagai penghinaan.

Poin2 diatas ini adalah pendapat saya. Silahkan kita menilai sendiri dengan tenang dan jernih. Sungguh, tidak ada sedikitpun rasa tidak suka saya pada ahok. Saya tidak punya kualifikasi menilai apakah ia telah dengan sengaja melakukan penghinaan atau tidak, tapi sebagai orang islam saya tidak bisa menerima bila seorang yang bukan Islam berdiri dihadapan saya dan berkata " KAMU DIBOHONGI PAKE ALMAIDAH 51 SUPAYA TIDAK MEMILIH SAYA  (YANG BUKAN ISLAM) SEBAGAI GUBERNUR"  maka saya akan marah dengan pernyataan tersebut. Saya tidak akan senang dengan pernyataan tersebut, sama juga tidak senangnya terhadap sikap mereka-mereka yang atas berteriak2 atas nama ISLAM dengan sikapnya yang sangat tidak mencerminkan sikap yang ISLAMI. Tidak pantas seseorang dengan atas nama islam meneriakkan kata-kata penghinaan, penghujatan terhadap orang lain. Siapapun dia. Bagi saya mereka tidak lebih baik dari Ahok. Bahkan bagi saya mereka lebih buruk lagi.

Terlepas dari itu semua, saya percaya proses yang sedang berjalan bukanlah proses yang pura-pura sebagaimana yang seperti diduga oleh beberapa pihak. Saya percaya dengan niat baik para aparat hukum. Dan apapun keputusannya nanti, apapun itu, harus diterima. Bisa saja kita tidak puas, karena memang hukum bukanlah alat pemuas. Biarlah pengadilan terakhir nanti yang memberi kita kepuasan akan rasa adil yang sebenarnya.

No comments: